Kamis, 07 Juni 2012

Berbakti kepada Kedua Orang Tua


Segala puji hanyalah untuk Allah Subhaanahu wa ta'ala yang memiliki kesempurnaan pada seluruh nama dan sifat-Nya. Kita memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya serta memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya atas kesalahan diri-diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam, keluarganya dan para sahabatnya serta kepada seluruh kaum muslimin yang benar-benar mengikuti petunjuknya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi kecuali hanya Allah semata dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala. Ketahuilah bahwa kewajiban yang paling besar yang harus ditunaikan oleh seorang hamba setelah kewajibannya kepada Allah dan Rasul-Nya adalah hak pada orang tua. Sebagaimana firman Allah yang artinya :
Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kalian kepada kedua orangtua.” (An-Nisa’: 36)

Di dalam ayat lainnya, Allah berfirman:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah (pula).” (Al-Ahqaf ayat 15)

Semakna dengan ayat tersebut Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.” (Luqman: 14)

Pada kedua ayat di atas surat Al-Ahqaf ayat 15 dan Luqman ayat 14, Allah Subhaanahu wa ta'ala telah menjelaskan pada kita, betapa besarnya pengorbanan orang tua pada kita semua, terutama ibu pada anaknya. Jadi, sudah semestinya sebagai anak yang baik, sebagai manusia yang baik, sebagai manusia yang masih memiliki hati nurani, kita haruslah berbakti pada orang tua kita. Karena orang yang berakal dan beriman tidak akan melupakan kebaikan orang lain terhadapnya apalagi membalas kebaikannya dengan menyakitinya. Maka apakah layak bagi seorang anak untuk melupakan pengorbanan besar orang tuanya sehingga tidak berbuat baik padanya? Mari kita renungkan ini. Dan lebih tidak pantas lagi, bagi seorang anak untuk menyakiti orang tuanya yang telah terus-menerus berbuat kebaikan padanya dengan pengorbanan yang amat besar bahkan hingga mempertaruhkan nyawanya hanya untuk memperjuangkan kehidupan kita. Sungguh..., sungguh mulia kedudukan orang tua dalam Islam. Maka janganlah kita menyakitinya, walaupun sekecil apapun.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam pun juga menjelaskan betapa besarnya keutamaan berbakti pada orang tua. Bahkan lebih besar dari jihad di jalan Allah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari sahabat Abdullah ibnu Mas’udz, beliau berkata: Aku bertanya kepada Nabi , “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah ?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Berbakti kepada orangtua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).



Para pembaca yang semoga dirahmati Allah...
Kewajiban berbuat baik kepada orangtua semasa hidup mereka tidaklah melihat kepada siapa dan bagaimana keadaan orang tua. Bahkan Allah Subhaanahu wa ta'ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orang tuanya meskipun seandainya keduanya dalam keadaan kafir sekalipun. Sebagaimana dalam berfirman-Nya:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)

Di dalam ayat tersebut kita memahami bahwa berbuat baik kepada orangtua tidaklah gugur karena keduanya dalam keadaan kafir serta memerintahkan untuk berbuat syirik atau melakukan kekafiran, meskipun perintah keduanya yang berupa kemungkaran tetap tidak boleh ditaati. Seperti orang tua kita mengajak kita untuk menyembah kuburan dan sebagainya.

Wahai Saudaraku.....
Berbuat baik kepada orangtua sangat banyak caranya dan sangat luas cakupannya. Bisa dilakukan dengan ucapan, perbuatan, maupun dengan harta. Berbuat baik dengan ucapan seperti bertutur kata yang baik, menggunakan bahasa yang sopan, malah kalau bisa menggunakan basa krama alus. Berbuat baik dengan perbuatan, contohnya dengan membantu pekerjaan orang tua, membersihkan rumah dan lain-lain. Adapun membantu dengan harta adalah membantu mencukupi kebutuhannya, membantu membayar hutangnya dan lain sebagainya.

Berbuat baik kepada orangtua juga tidaklah terbatas pada saat keduanya masih hidup. Bahkan di saat keduanya sudah meninggal dunia pun, berbuat baik kepadanya masih bisa dilakukan. Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz , salah seorang ulama terkemuka di Saudi Arabia mengatakan: “Disyariatkan berdoa kepada Allah untuk yang telah meninggal dunia, begitu pula bersedekah atas namanya dengan berbuat baik berupa memberikan bantuan kepada fakir miskin, (yaitu) seseorang mendekatkan diri kepada Allah  dengan perbuatan tersebut dan kemudian berdoa kepada Allah  agar menjadikan pahala dari sedekah tersebut untuk ayah dan ibunya atau selain keduanya, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Hal ini karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): ‘Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa untuknya.’

Disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa ada seseorang bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia dan beliau belum sempat berwasiat namun aku yakin kalau beliau sempat berbicara tentu beliau ingin bersedekah, apakah beliau (ibuku) akan mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?” Nabi menjawab, “Benar.” (H.R Bukhari dan Muslim/Muttafaqun ‘alaih). Begitu pula (akan bermanfaat untuk orang yang telah meninggal dunia) amalan ibadah haji atas nama si mayit, demikian pula ibadah umrah, serta membayarkan utang-utangnya. Semua itu akan bermanfaat untuk yang meninggal sebagaimana telah datang dalil-dalil yang syar’i menunjukkan hal tersebut.”.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah....
Marilah, kita tunaikan kewajiban kita atas orang tua kita. Marilah kita ingat betapa mulianya amalan ini di sisi Allah serta betapa besar pengorbanan kedua orang tua kita. Mereka merawat kita, mengorbankan hartanya untuk kita, mau mengajari kita merangkak, berdiri, berjalan, hingga sekarang kita bisa berlari mengejar cita-cita kita masing-masing. Mereka tidak pernah makan sebelum kita kenyang, mereka belum bisa tidur bila kita masih merengek, menangis dan belum bisa tidur, mereka berusaha memenuhi segala yang kita butuhkan, mereka selalu menginginkan hidup kita bahagia, bahkan mereka akan rela memberikan nyawa mereka sebagai taruhannya untuk menyelamatkan kita, yang entah apakah bisa berbakti pada mereka atau malah akan menyakiti mereka.

Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada di dunia ini yang mencintaimu melebihi cintanya orang tuamu padamu. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya selamat dunia akhirat. Maaf, walaupun orang tuanya adalah seorang pencuri, penjahat, dan sebagainya, tetap saja mereka menginginkan kita menjadi orang yang baik. Jadi, yuk mari kita menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua. Mari kita gunakan kesempatan yang Allah berikan pada kita sebaik mungkin. Mudah-mudahan, Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan kemudahan untuk senantiasa ikhlas dalam menjalankannya. Aamiin...


Wallaahu a'lam bishowab

1 komentar:

  1. Subhaanallah...
    Betapa besar kasing sayang orang tua kepada kita...

    BalasHapus