Minggu, 11 November 2012

Pemuda

Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah memberikan nikmat kepada kita yang sangat buaaaanyyaaaak sekali... sampai–sampai kita itu tidak dapat menghitung berapa banyaknya Allah memberikan nikmat kepada kita. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, panutan kita, teladan kita, idola kita, idola kaum muslimin, yaitu Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, karena dengan akhlaqul karimah beliau, membuat banyak orang terkesima dan takjub kepada beliau, dan semoga kita dapat diberi Syafa’at yang Agung oleh beliau di yaumul akhir kelak.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala...
Pemuda. Pemuda merupakan masanya masa produktif di mana mereka bisa melakukan apa saja. Masa pemuda merupakan masa pengabdian di mana mereka dengan semangat yang membara dapat mengabdi dengan rasa penuh. Pemuda merupakan agen perubahan, seperti yang dikatakan oleh bapak presiden kita yang pertama, Ir. Soekarno, yang berbunyi, “Berilah aku seribu orang tua, maka aku akan cabut Gunung Semeru dari akarnya. Namun, berilah aku 10 pemuda, maka aku akan GONCANGKAN dunia.”


Kita sebagai generasi pemuda harus dapat meng-GONCANGKAN dunia. Kita dapat mengambil berbagai tokoh Islam yang dapat dijadikan contoh buat kita. Misalnya saja Umar bin Abdul Aziz, salah satu khalifah dari bani Umayyah yang hanya kira-kira 2 tahun dapat memakmurkan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang adil dan jujur. Banyak rakyatnya yang tidak butuh zakat sehingga Baitul Mal penuh sesak. Beliau juga dapat mengirimkan zakat hingga ke Afrika yang dahulu negara tersebut dalam keadaan krisis.
Namun, masalah pun muncul. Banyak pemuda yang menggoncang dunia dengan hal yang salah. Salah satunya dengan teror bom yang marak saat ini. Banyak pemuda yang didoktrin dengan atas nama jihad fii sabiilillaah.  Sesama muslim pun mereka tidak ragu untuk membunuhnya. Padahal kita tau bahwa setiap mukmin itu merupakan satu bangunan, seperti dalam hadits (artinya) riwayat dari Abu Musa radhiyallaahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah seperti bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian lain.” (Shahih Muslim No. 4684)


Padahal agama Islam sendiri menerangkan tentang nikmat keamanan dan ketenangan, seperti yang tercantum dalam Surat Quraisy ayat 3-4 yang artinya: Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)

Kita ingat, bahwa tugas kita sebagai seorang muslim adalah beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya)Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyat: 56)


Juga, kita sebagai seorang muslim, khususnya pemuda harus dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Mumpung kita masih muda, mumpung kita masih mempunyai semangat yang membara di dalam dada, mumpung kita masih kuat dan sehat serta kekar, kita sebagai pemuda harus memanfaatkan waktu yang terus berjalan dengan baik. Sebagaimana dalam suatu hadits (artinya) dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits Hasan riwayat Tirmidzi dan yang lainnya).
Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala...

Salah satu cara pemuda untuk memanfaatkan waktu dengan baik adalah dengan belajar, baik belajar ilmu agama maupun belajar ilmu dunia. Nah, kita sebagai murid juga harus belajar dengan giat. Belajar, merupakan amanah yang diberikan oleh orang tua kita kepada kita. Hal ini juga salah satu cara untuk berbakti kepada orang tua kita. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya): Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

Barakallaahu fiikum. Wallaahu a’lam bishowab.

Sumber: Kumpulan Majalah Izzudin SMA Negeri 1 Surakarta