Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala. Dia-lah
yang menciptakan kita dan Dia-lah yang telah menciptakan segala makhluk yang
ada. Firman Allah Ta’ala: “Allah telah menciptakan segala sesuatu ...”
[QS Az-Zumar: 62]
Kita sebagai muslim tahu, bahwa Allah adalah Rabb kita
sekaligus Rabb segala sesuatu. Dalam firman Allah ‘azza wa jalla:
“Katakanlah: ‘Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah,
padahal Dia adalah Rabb segala sesuatu? ...’” [QS Al-An’am: 164]
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” [QS
Al-Fatihah: 2]
Jadi, Tuhan kita adalah Allah, Rabb semesta alam, Rabb segala
sesuatu. Namun, apakah kita sendiri tahu, mengapa Allah menciptakan kita? Apa
tujuan Allah menciptakan kita? Dalam firman Allah Ta’ala: “Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
(mentauhidkan-Ku).” [QS Adz-Dzariyat: 56]
Laa ilaaha illallah mempunyai makna yang sangat URGENT, yaitu ‘Tidak ada ilah
(sesembahan) yang berhak diibadahi kecuali Allah’. Dalam firman Allah Ta’ala:
“Maka ketauhilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan
(Yang Haq) melainkan Allah ...” [QS Muhammad: 19]
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena
sesungguhnya Allah, Dialah (sesembahan) Yang Haq ...” [QS Al-Hajj: 62]
Dari hal itu, kita sebagai muslim harus beribadah kepada
Allah, di mana saja dan kapan saja. Namun, apakah kita tau apa itu ibadah?
Ibadah ialah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai oleh Allah Ta’ala. Dan, ibadah bukan hanya shalat,
zakat, puasa, shadaqah, dan haji. Namun, selain dari amalan tersebut, kita juga
harus meniatkannya untuk ibadah kepada Allah Ta’ala. Dalam suatu hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Umar bin Khaththab radhiyallahu
‘anhu: “Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya.” [HR
Bukhari]
Namun, dalam suatu amalan, agar amalan tersebut diterima di
sisi Allah, salah satu syaratnya adalah kita harus memiliki agama yang benar,
yaitu agama Islam. Dan janganlah kita kafir atau keluar dari agama Islam,
karena perbuatan orang kafir, walaupun mereka berbuat baik sekalipun, amalan
mereka tertolak. Dalam firman Allah:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah
Islam, ...” [QS Ali-Imran: 19]
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.” [QS Ali-Imran: 85]
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan
tunduk kepada-Nya dengan keta’atan serta melepaskan diri dari kesyirikan. Dalam
firman Allah Ta’ala:
“Maka sesembahanmu ialah sesembahan yang Maha Esa, karena
itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),” [QS Al-Hajj: 34]
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada
Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam
keadaan Islam.” [QS Ali-Imran: 102]
Agama Islam telah sempurna dan tidak perlu suatu penyempurna.
Dalam firman Allah: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama
kalian dan telah cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridhai Islam
sebagai agama kalian.” [QS Al-Maidah: 3]
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala...
Dalam kita sebagai muslim berbuat suatu amalan, amalan
tersebut harus dibangun dalam 2 perkara, yaitu ikhlas dan mutaba’ah. Kita harus
ikhlas dalam beribadah kepada Allah, semata-mata hanya untuk menggapai ridha
Allah. Juga mutaba’ah (mencontoh) apa yang dilakukan oleh Nabi kita, Nabi
seluruh umat ini, yaitu Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam firman Allah:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, akan tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para
nabi, ...” [QS Al-Ahzab: 40]
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi
yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” [QS
Al-A’raaf: 158]
Dan juga dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Barangsiapa yang
beramal dengan suatu amalan yang bukan termasuk perkara kami maka amalan itu
tertolak.” [HR Muslim]
Muhammad Rasulullah, beliau adalah rasul yang diutus oleh
Allah kepada manusia secara menyeluruh, baik dari kalangan jin maupun manusia.
Dalam firman Allah: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya ...” [QS Saba’: 28]
Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “... Dan aku diutus kepada manusia seluruhnya
...” [HR Muslim]
Dan merupakan suatu kewajiban bagi kita seluruhnya untuk
mentaati dan membenarkan beliau serta menjauhi semua yang beliau larang. Dalam
firman Allah Ta’ala: “Katakanlah: ‘Ta‘atlah kepada Allah dan ta‘atlah
kepada rasul ...’” [QS An-Nur: 54]
Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apa-apa yang aku
larang kepada kalian daripadanya maka tinggalkanlah dan apa-apa yang aku
perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah dengan segenap kemampuan kalian.”
[Muttafaqun ‘alaihi]
Wahai para pembaca...
Hak Allah yang harus ditunaikan oleh hamba-Nya adalah mereka
beribadah kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun. Dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hak Allah atas
hamba-Nya adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Sedang hak seorang hamba atas Allah, bahwa Allah ‘azza wa jalla
tidak akan mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”
[HR Bukhari]
Nah, dari hal tersebut, apakah kita tau apa itu Syirik? Syirik
ialah beribadah kepada selain Allah ‘azza wa jalla. Setiap ibadah yang
seharusnya hanya diperuntukkan bagi Allah ‘azza wa jalla, tatkala
dipalingkan kepada selain Allah adalah perbuatan syirik. Dalam firman Allah Ta’ala:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, ...”
[QS An-Nisa’: 36]
Mungkin,
cukup sekian ta’lim hari ini. Semoga yang sedikit ini ada manfaat bagi kita. Barakallahu
fiykum. Wallahu a’lam bishowab.Maroji':
1. Mengenal Dasar-dasar Tauhid, Fiqih, & Aqidah (Edisi Indonesia)- Syaikh Yahya bin 'Ali Al-Hajuri
2. Kitab Al-Ilmi - Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin