Sabtu, 06 April 2013

Tiga Orang yang Suka Pamer


Sungguh tragis, orang yang beramal namun tak ikhlas. Segala upaya, daya, dan harta yang dikeluarkan menjadi sia-sia. Semuanya justru menjadi petaka ketika akhirat tiba.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang kali pertama diberi keputusan pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Lalu ia didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan-Nya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan padanya?'
Ia berkata: 'Aku berperang karena diri-Mu, hingga aku mati syahid.'
Allah Ta’ala berfirman: 'Engkau telah berdusta. Sesungguhnya engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakan.'
Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke neraka.
Lalu seseorang yang belajar suatu ilmu kemudian mengajarkannya, dan membaca AlQur'an lalu didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan-Nya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan padanya?'
Ia menjawab: 'Aku mempelajari suatu ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQur'an karena-Mu.'
Allah berfirman: 'Engkau berdusta. Sebenarnya, engkau mempelajari suatu ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an agar dikatakan bahwa engkau adalah orang yang ahli membaca. Dan hal itu telah dikatakan.'
Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke api neraka.
Lalu ada seorang yang telah Allah berikan kepadanya kelapangan dan berbagai macam harta. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah Ta’ala pun berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan padanya?'
Ia menjawab: 'Tidak ada suatu jalan yang Engkau senang untuk diberi infak kecuali aku telah mengeluarkan infak padanya demi Engkau.'
Allah berfirman: 'Engkau telah berdusta. Tapi engkau melakukannya agar dikatakan sebagai orang yang dermawan dan hal itu telah dikatakan.'
Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, lalu diseret mukanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka." [HR. Muslim]

Penjelasan
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengenai orang yang pertama kali diberi keputusan pada Hari Kiamat itu menceritakan tentang tiga golongan : pelajar, orang yang berperang, dan orang yang bersedekah.
Si pelajar mempelajari suatu ilmu, mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. Kemudian Allah mendatangkannya pada Hari Kiamat dan memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya: "Apa yang telah engkau lakukan?" yakni dalam mensyukuri kenikmatan ini. Maka ia berkata: "Aku mempelajari dan membaca Al-Qur'an karena Engkau." Lalu Allah berkata kepadanya: "Engkau telah berdusta. Tapi engkau belajar agar dikatakan sebagai orang yang alim dan engkau membaca Al-Qur'an agar dikatakan orang yang pandai membaca, bukan karena Allah. Tapi karena ingin dilihat orang."
Kemudian diinstruksikan untuk dibawa lalu diseret wajahnya ke dalam api neraka. Ini adalah dalil yang menunjukkan wajib bagi seorang penuntut ilmu agar mengikhlaskan niatnya untuk Allah. Ia tidak mempedulikan apakah orang-orang menyebutnya "orang 'alim", "syaikh", "ustadz", "mujtahid", atau yang sejenisnya. Ini tidaklah penting baginya. Tak ada yang penting baginya, kecuali ridha Allah, menjaga syariat, mengajarkannya, menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari hamba-hamba Allah. Dengan demikian, tertulis baginya pahala syahid yang kedudukannya berada setelah kedudukan orang-orang yang jujur.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih." [An-Nisa: 69]
Adapun orang yang belajar bukan untuk tujuan hal tersebut, yaitu agar ia dikatakan sebagai orang yang 'alim, seorang mujtahid, orang yang sangat berilmu, dan yang serupa dengannya maka amalannya akan hilang. Na'udzubillah. Ia adalah orang yang pertama diberikan keputusan dan diseret wajahnya ke dalam api neraka dan didustakan serta dijelekkan pada Hari Kiamat.
Orang yang kedua adalah orang yang berperang. Ia berperang di jalan Allah kemudian terbunuh. Pada Hari Kiamat, ia akan datang kepada Allah Ta'ala kemudian Allah perlihatkan kepadanya nikmat-Nya yang telah diberikan kepadanya. Lalu ia mengetahui kenikmatan tersebut yaitu Allah panjangkan umurnya, mempersiapkannya, memberikan rizki, dan kekuatan kepadanya, hingga akhirnya ia sampai kepada tingkatan ini yaitu berperang. Kemudian ia ditanya: "Apa yang engkau perbuat dengan kenikmatan tersebut?"
Ia menjawab: "Wahai Rabbku aku berperang karena-Mu." Maka dikatakan kepadanya: "Engkau telah berdusta, engkau berperang agar dikatakan sebagai orang yang pemberani dan hal ini telah  dikatakan." Kemudian diperintahkan agar ia dibawa dan diseret wajahnya ke api neraka.
Allah Ta'ala berfirman: "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut." [An-Nisa: 76]
Tetapi jika seseorang berperang karena kesukuan dan nasionalisme dibandingkan dengan untuk melindungi tanah air dari kejahatan orang-orang kafir, maka ini adalah berjuang di jalan Allah. Sebab, melindungi negara kaum muslimin buahnya adalah kalimat Allah yang akan jadi paling tinggi. Tetapi jika seseorang berperang agar ia dapat terbunuh saja dalam peperangan tersebut, apakah ia berada di jalan Allah?
Jawabnya adalah: "Tidak." Inilah niat kebanyakan para pemuda. Mereka pergi dengan tujuan agar mereka terbunuh dan berkata: "Kami berperang dan terbunuh sebagai orang yang syahid." Maka dikatakan: "Tidak." Hendaknya kalian pergi berperang agar kalimat Allah menjadi paling tinggi, walaupun harus tetap demikian. Jangan kalian pergi, dengan niat semata perang. Tapi pergilah dengan niat meninggikan kalimat Allah menjadi paling tinggi. Dengan demikian, jika terbunuh, kalian berada di jalan Allah.
Adapun orang yang ketiga adalah orang yang Allah berikan kenikmatan kepadanya dengan harta. Ia bersedekah, memberi, dan berinfak. Pada Hari Kiamat, ia dihadapkan kepada Allah dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya. Ia mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya: "Apa yang engkau lakukan terhadap kenikmatan itu?"
Ia menjawab: "Aku bersedekah dan melakukan ini dan ini." Maka dikatakan kepadanya: "Engkau telah berbohong. Engkau melakukannya agar dikatakan bahwa si fulan adalah orang yang dermawan dan mulia. Hal itu telah dikatakan." Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret wajahnya ke dalam api neraka. Orang ini termasuk dalam tiga golongan yang dibakar api neraka pada Hari Kiamat.
Di sini terdapat dalil yang menunjukkan wajibnya seseorang untuk mengikhlaskan niat bagi Allah dalam setiap yang ia berikan, berupa harta, badan, ilmu, dan lainnya. Jika ia melakukan sesuatu yang diharamkan untuk mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala lalu ia simpangkan kepada yang lainnya maka ia telah berdosa.

Wallahu a’lam bishowab.

Sumber: Majalah 'Izzuddin SMA Negeri 1 Surakarta ed 70 th 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar